Kamis, 08 Maret 2018


PENGAMBILAN SAMPEL URIN PADA PASEN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM


 

Adakalanya untuk keperluan diagnosa tertentu, pasen bayi perlu melakukan pemeriksaan urin. Pengambilan sampel urine pada bayi dan anak dibawah 2 tahun tidak semudah pengambilan sampel urine pada pasen dewasa. Perlu perlakuan khusus dan trik khusus untuk mendapatkan sampel yang memenuhi syarat. Hal ini disebabkan berbagai hal, antara lain :
1. Waktu berkemih pasen bayi dan anak di bawah 2 tahun belum terjadwal.
2.    Pasen bayi dan anak dibawah 2 tahun belum bisa diperintahkan untuk berkemih.
3.    Pasen bayi dan anak dibawah 2 tahun sudah terbiasa menggunakkan pampers sehingga belum terlatih berkemih secara mandiri di toliet.
4.    Pasen bayi dan anak dibawah 2 tahun belum bisa berkomunikasi untuk memberi informasi bahwa dia akan berkemih.
5.    Pasen bayi dan anak dibawah 2 tahun terkadang tidak mau berkemih karena sedang dalam keadaan stress setelah pengambilan darah.
6.    Hasil urine yang tertampung tercampur feses.
7.    Pasen bayi dan dibawah 2 tahun terkadang tertidur kelelahan.
8.    Dehidrasi / kurang minum.
Untuk keperluan penampungan sampel urin pada bayi dan anak di bawah 2 tahun, saat ini sudah tersedia alat bantu berupa kantung plastik kecil yang dinamakan urine colector. Alat ini berbentuk kantung memanjang, terbuat dari plastik dan dilengkapi alat perekat yang dapat menempel pada alat genital bayi sehingga mempermudah dalam proses penampungan sampel urine bayi. Urine colector tersebut dapat menampung urine sebanyak 100-200 cc. Urine colector dikemas dalam plastik tertutup rapat dan steril, bersifat disposable/sekali pakai,  dilengkapi No Lot dan  tanggal expire date / tanggal kadaluwarsa.

Sebelum pemasangan urine colector, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1.    Bayi di beri minum/ASI yang cukup.
2.    Alat genital bayi/anak dibawah 2 tahun dibersihkan dahulu dengan air / lap basah agar terbebas dari segala macam kotoran dan bakteri. Terutama untuk keperluan pemeriksaan mikrobiologi.
3.    Jangan pakaikan talk, krim atau salep pada alat genital bayi. Karena benda-benda itu akan mengganggu  pemeriksaan.
4.    Daerah alat yang akan dipasang urine colector, harus dalam keadaan kering, sehingga perekat dapat menempel dengan baik.
5.    Pastikan bayi sudah BAB (buang besar besar) sebelum pemeriksaan, untuk menghindari urin tercemar feses.
6.    Urine colector yang sudah dibuka dari plastiknya harus segera dipasang, untuk menghindari kontaminasi.
7.    Jangan meniup ke dalam bagian urine colector dengan tujuan supaya kantung lebih mengembang, karena hal itu membuat kantung penampung tidak lagi steril.
8.    Pemasangan urine collector pada bayi/anak laki2 lebih mudah dibanding dengan anak perempuan. Karena setelah perekat dibuka, ujung penis dapat dimasukkan ke dalam lubang plastik, sehingga jika bayi berkemih , urin akan langsung memancar dan tertampung ke dalam kantung.
9.    Pada bayi perempuan perlu dipasang dengan perlakuan berbeda. Setelah perekat dibuka, urine colector direkatkan pada bibir vulva melebar sampai bawah, perekatan dapat diperkuat dengan macropore/plester supaya posisi tidak berubah, karena urine perempuan tidak memancar seperti halnya pada laki2.
10. Setelah pemasangan , diusahakan menggendon
g bayi dalam posisi sedikit tegak, dengan posisi kantung urine colector menjuntai ke bawah, untuk menghindari urine yang sudah tetampung pada urine kolektor keluar lagi.
11. Tetap bersikap santai dan sabar untuk membujuk anak agar mau berkemih,sehingga bayi tidak merasa tertekan, yang dapat menyebabkan bayi/anak semakin sulit berkemih.
12. Selalu membawa pakaian pengganti, untuk persediaan bila saja pakaian terkena urine yang bocor.
13. Setelah urine keluar dan tertampung dalam kantung, segera buka perekat hati-hati, lepaskan urine colector dengan hati-hati, dan pindahkan urine dari urine colector ke dalam botol urin.
14. Jangan lupa untuk memberi identitas atau barcode pada botol urine.
15. Segera bawa sampel urin ke laboratirum untuk diperiksa. Karena penundaan pemeriksaan urine memberikan hasil yang berbeda dan tidak akurat.
Semoga bermanfaat.


Sabtu, 03 Maret 2018

MENGENAL PROFESI ATLM

 Apakah ATLM itu ?


Pernahkan anda pergi ke rumah sakit atau laboratorium klinik ?, atau setidaknya pernahkah anda melihat tayangan di media sosial tentang seorang yang bekerja di laboratorium ?.
Itulah yang dimaksud dengan profesi ATLM.






Dibanding dengan profesi tenaga medis lain, seperti dokter, perawat dan bidan,  ATLM adalah istilah yang kurang familiar. sehingga banyak orang yang tidak kenal dengan profesi yang satu ini.

ATLM adalah singkatan dari Ahli Tenaga Laboratorium Medik, atau dahulu dikenal dengan istilah Analis Kesehatan.

Berdasarkan Permenkes no.42 tahun 2015, Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Seperti halnya tenaga kesehatan yang lain,setiap ATLM / Analis Kesehatan wajib mempunyai STR (Surat Tanda Registrasi)dan bagi yang sudah bekerja di tempat pelayanan kesehatan wajib mempunyai SIP (Surat Izin Praktik). Sehingga semua kegiatan ATLM sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tugas ATLM dimulai dari persiapan pengambilan sampel, pengambilan sampel (seperti pangambilan sampel darah, urin, dahak, dll), mengolah sampel, menganalisa sampel, memberiksan laporan hasil analisa. Hal itu memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi karena berhubungan langsung dengan keselamatan pasen.




Pada era tahun 60-an pendidikkan bagi tenaga laboratorium diselenggarakan setara dengan dengan SLTA.Dengan perkembangan zaman dan tuntutan perkembangan teknologi, sejak era tahun 80-an dimulai pendidikkan bagi tenaga laboratorium diploma III, dan semakin berkembang dengan adanya pendidikkan tingkat lanjut setara S1 yaitu diploma IV.

Di Indonesia,terdapat sekolah khusus bagi calon tenaga ATLM ini hampir di setiap provinsi, yang dikelola oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang menyelenggarakkan pendidikkan Diploma III dan Diploma IV yang tergabung dalam Poli Teknik Kesehatan atau yang disingkat POLTEKKES. Tetapi tidak semua Poltekkes menyelenggarakan program studi jurusan Analis Kesehatan. Berikut daftar poltekkes yang menyelenggarakkan profram studi jurusan Analis Kesehatan :
  1. Poltekkes Medan-(D-III)
  2. Poltekkes Bengkulu-(D-III)
  3. Poltekkes Palembang-(D-III)
  4. Poltekkes Tanjung Karang-(D-III)
  5. Poltekkes Banten-(D-III)
  6. Poltekkes Jakarta III-(D-III & D-IV)
  7. Poltekkes Bandung-(D-III & D-IV)
  8. Poltekkes Semarang-(D-III)
  9. Poltekkes Yogyakarta-(D-III & D-IV)
  10. Poltekkes Malang-(D-III & D-IV)
  11. Poltekkes Denpasar-(D-III)
  12. Poltekkes Mataram-(D-III& D-IV)
  13. Poltekkes Kupang-(D-III)
  14. Poltekkse Banjarmasin-(D-III & D-IV)
  15. Poltekkes Samarinda-(D-III)
  16. Poltekkes Pontianak-(D-III)
  17. Poltekkes Jayapura-(D-III)
  18. Poltekkes Makasar-(D-III & D-IV)
  19. Poltekkse Manado-(D-III)
  20. Poltekkes Maluku-(D-III)
  21. Poltekkes Kendari-(D-III)
  22. Poltekkes Ternate-(D-III)
Selain Poltekkes yang dikelola Kemenkes, ada juga beberapa pihak swasta yang mengelola pendidikkan khusus bagi tenaga ATLM,sehingga hal ini dapat menambah penyediaan tenaga laboratorim  yang terampil dan handal yang dibutuhkan oleh dunia kesehatan yang semakin berkembang dengan pesat.

Mudah-mudahan dengan tulisan ini anda semakin mengenal profesi ATLM / analis Kesehatan yang sudah menjadi bagian penting bagi pelayanan di bidang kesehatan di Indonesia.



PENGAMBILAN SAMPEL URIN PADA PASEN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM   Adakalanya untuk keperluan diagnosa tertent...